“Tik…
tok… tik… tok… tik… tok…”
Hmm
sudah pukul 21:45. Seharusnya aku sudah tertidur pulas karena harus mengikuti
kegiatan Masa Pengenalan Akademik di kampus esok hari. Aku harus bangun pukul 3
pagi, bersiap-siap menuju kampus karena peraturannya adalah mahasiswa baru
harus tiba di kampus pukul 5 pagi. Untung saja jarak kampus yang cukup dekat
tidak membuatku resah dengan peraturan itu.
Namun setiap malam aku selalu resah seperti ini.
Kautahu apa yang aku resahkan? Menunggu kabar darimu...
Pukul 8 tadi, aku sudah menghubungimu. Tapi jawaban itu yang selalu kudapat. “Nanti malam saja, sekarang aku sedang main
bersama teman-temanku.“
Aku hanya bisa menjawab “Ya sudah, aku akan meneleponmu lagi nanti.”
Aku memang kesal, tapi aku tak ingin menunjukkan
kekesalanku di depanmu. Aku tak mau menjadi kekasih yang overprotective, melarangmu melakukan ini-itu, apalagi menjauhimu
dengan teman-temanmu. Aku senang kau tidak pernah kesepian disana, meskipun
sedikit melupakanku.
Aku menghubungimu lagi pukul 9 tadi, dan jawabanmu
masih pada inti yang sama.
“Maaf sekali, aku masih main dengan yang lain.
Nanti saja kalau aku sudah di rumah, kau bisa meneleponku lagi. Oke?“
“Sampai kapan lagi aku harus menunggu? Kau selalu
bilang nanti, nanti, dan nanti saja!“ ucapku kesal. Hampir saja aku menangis
tadi, tapi aku menahannya dengan susah payah.
“Aku janji jam 10 aku akan pulang, silakan meneleponku,
aku akan menemanimu mengobrol“
Hhhh harus menunggu lagi? Tentu saja. Kalau
seperti ini, aku jadi teringat kita yang dulu. 3 tahun lalu saat kau mulai
mendekatiku. Aku rindu saat itu, karena kau selalu ada untukku.
Kulihat jam di ponselku, hmm sudah pukul 22:15. Aku ingin membuktikan janjimu.