LA TAHZAN UNTUK HIJABERS
YANG SELALU DIRINDUKAN SURGA
I. IDENTITAS BUKU
a.
Judul : La Tahzan Untuk Hijabers
yang Selalu Dirindukan Surga
b.
Penulis :
Denidya Damayanti
c.
Editor : Adhon MK
d.
Layout : Deriko Arter
e.
Design Cover : Faris
f.
Cetakan I : Juli 2013
g.
Ukuran : 13,5 cm x 20,5
cm
h.
Jumlah Halaman : 172 Halaman
i.
ISBN :
978 – 602 – 7934 – 75 – 7
j.
Harga Buku : Rp. 35.000,-
k.
Penerbit :
Araska
l.
Alamat Penerbit : Pinang Merah Residence Kav. 14 Jl. Imogiri Barat, Bantul, Yogyakarta
m.
E-Mail Penerbit : penerbit_araska@yahoo.com
a.
I.
SINOPSIS
Buku ini disusun untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar hijab.
Untuk muslimah yang belum berhijab, buku ini dapat dijadikan tempat sharing
tentang kewajiban berhijab bagi muslimah dan tentang hal-hal yang meyakinkan
para muslimah untuk segera berhijab. Untuk yang sudah berhijab, buku ini bisa
menjadi teman untuk menguatkan diri agar semakin kuat dalam berhijab. Perlu
untuk diingat bahwa kita tidak bisa masuk surga jika tidak berhijab.
Menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap umat Islam. Hijab adalah sarana
bagi umat Islam, baik muslim maupun muslimah, untuk membentengi diri dari
kemaksiatan, kemunafikan, dan pengingkaran terhadap syariat. Dengan berhijab,
kita diajak untuk bertakwa kepada Allah Swt, menjauhi larangan-Nya, dan
melaksanakan perintah-Nya.
Di era modern sekarang ini, kita masih saja dikejutkan dengan peristiwa
berhijab menjadi nomor sekian. Misalnya petinggi polri, dengan terang-terangan
melarang para polisi wanitanya mengenakan jilbab.
Kesesatan semacam itulah yang menghalangi muslimah untuk menutup aurat.
Dulu juga pernah terjadi ketika siswa sekolah negeri dilarang mengenakan jilbab.
Bahkan ada yang dikeluarkan dari sekolah dan bahkan digelandang oleh aparat TNI
(dulu bernama ABRI) layaknya musuh negara. Padahal ini sangat bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar yang memberi hak kepada setiap umat beragama untuk
menjalankan perintah agamanya.
Pada bagian pertama menjelaskan tentang kewajiban dari berhijab. Bagaimana seluk beluk
kewajiban berjilbab bagi seorang muslimah, pendapat ulama tentang aurat, cara
berhijab dengan baik, dan kebaikan menggunakan hijab.
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri seorang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Ahzab : 59)
Seseorang sudah selayaknya menutupi auratnya, karena jika sudah terbuka
cacat, aib maupun kekurangannya di depan umum, maka hakikat orang tersebut
sudah tidak mempunyai harga diri dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
Naudzubillah!
Menutup aurat karena fitnah, atas dasar kemungkinan-kemungkinan tergiurnya
nafsu adalah suatu kewajiban. Hal inilah yang menjadi perhatian Islam sebagai
agama yang berusaha mengangkat martabat manusia di hadapan manusia lainnya
dengan mempertinggi akhlak dan menutup aurat adalah salah satunya.
Para ahli hukum Islam berbeda pendapar dalam menentukan batas-batas aurat
itu sendiri, baik aurat laki-laki maupun perempuan. Menurut kebanyakan ulama,
batas aurat laki-laki ialah anggota-anggota tubuh yang terletak antara pusar
dan lutut, terutama alat kelamin dan dubur di samping juga paha. Sedangkat
menurut sebagian ulama yang lain, aurat laki-laki hanyalah alat kelamin dan
dubur, sedangkan paha tidak termasuk ke dalam kategori aurat yang wajib
ditutup.
Adapun aurat kaum wanita, menurut kebanyakan ulama ialah seluruh anggota
tubuhnya selain muka dan kedua telapak tangan, kedua telapak kaki menurut
sebagian ulama seperti yang dikemukakan Imam Abu Hanifah.
Islam telah menerangkan kepada kita bagaimana cara berhijab yang baik dan
benar, setidaknya mencakup hal-hal seperti:
1.
Menutup seluruh
anggota badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
2.
Mengenakan baju yang
dapat menutup warna kulit dan tidak menampakkan
bentuk tubuh.
3.
Wanita tidak menyerupai
laki-laki dan sebaliknya, juga tidak menyerupai cara
berpakaian orang kafir.
4.
Berpakaian bukan
untuk popularitas.
5.
Tidak menampakkan
sanggul yang berlebihan di atas kepala.
Adapula kebaikan-kebaikan yang diperoleh wanita hijabers, yaitu:
1.
Lebih taat kepada
Allah dan Sunnah Rasul.
2.
Sebagai identitas
pembeda antara muslimah dan non muslimah.
3.
Sebagai pelindung
diri dari laki-laki tidak baik dan berbagai tindak kejahatan.
4.
Sebagai pelindung
tubuh dan kulit dari lingkungan.
5.
Menghindarkan diri
dari dosa akibat mengumbar aurat.
6.
Menghindari fitnah,
tuduhan, atau pandangan negatif.
7.
Mencegah timbulnya
hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis.
8.
Menunjukkan bukan
perempuan murahan.
9.
Mencegah rasa
cemburu pasangan hidup kita dan memberikan sesuatu yang
spesial untuknya.
10.
Mencegah terkena
penyakit dan gangguan kesehatan.
Pada bagian kedua mengupas
tentang public figure yang bisa dijadikan contoh berhijab, karena dengan
ketenaran yang menaungi, mereka tetap mempertahankan jilbabnya. Contohnya
seperti Risty Tagor, Cici Tegal, Nuri
Maulida, Eddies Adelia, dan Peggy Melati Sukma. Ada juga mantan artis-artis
seksi Indonesia yang kini berhijab, seperti Eva Arnaz, Inneke Koesherawati,
Dina Lorenza, Lyra Virna, Dewi Sandra.
Disini
diceritakan tentang curhat seorang Peggy Melati Sukma dalam berhijab dan kisah
ini menjadi bagian dari buku yang ia tulis bersama Debbie S. Suryawan, berjudul
My Life, My Hijab dan diterbitkan
oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Ada juga perubahan Dewi Sandra setelah
berjilbab, keteguhan hijab Inneke Koesherawati, dan jilbab Fatin Sidqia Lubis.
Fatin
rupanya dikirimi surat terbuka oleh KH. A. Cholil Ridwan, Ketua MUI Pusat
Bidang Seni Budaya di salah satu surat kabar yang isinya adalah saran untuk
memegang prinsip 3T, yakni Tidak buka aurat, Tidak transparan, dan Tidak ketat.
Bimbim Slank juga pernah berpesan agar Fatin tidak bergoyang dan tetap
mempertahankan penampilannya dengan berhijab.
“Fatin jangan goyang, jangan buka jilbab.” Begitu pesan Bimbim Slank.
Pada bagian ketiga menceritakan tentang kisah-kisah wanita hijabers dalam memperjuangkan
ketaatannya mengenakan hijab. Ada cerita mengharu biru melihat keteguhan para
hijabers agar kelak disambut oleh surga. Orang bilang, selalu ada godaan besar
saat kita berpegang teguh pada sebuah keputusan.
Kisah nyata ini semoga berguna bagi yang membacanya, terutama bagi para
hijabers dan seluruh kaum hawa pada umumnya. Juga bagi yang punya istri, anak
perempuan, saudara perempuan, yang masih punya ibu, ataupun yang punya tante
dan keponakan.
Pada bagian keempat adalah memberi pengetahuan tentang bagaimana cara terbaik untuk memakai
hijab, cara memakai kombinasi syal yang tidak terlalu ketat di leher dan
kepala. Ada juga tips dan tutorial cara memakai hijab gaya modern menjadikan
gaya yang berbeda, dengan cara yang lebih nyaman, anggun dan tidak ribet tetapi
tetap modis dan memenuhi kriteria syariat. Atau mungkin dengan tutorial ini,
kita dapat menciptakan gaya dengan kreasi kita sendiri. Hanya membutuhkan waktu
beberapa menit untuk melakukan modifikasi.
II.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
a.
Kelebihan
1) Tidak hanya menjelaskan tentang kewajiban berhijab tapi juga
memperhatikan cara berhijab yang baik dan benar dan tentu saja syar’i.
2) Terdapat tips dan tutorial praktis berhijab tanpa ribet, tetap
modis, dan memenuhi kriteria syariat.
b.
Kekurangan
1) Buku ini menggunakan kalimat yang mengandung
makna yang sama dan diulang-ulang, jadi terasa membosankan.
2) Untuk hijab tutorial tidak disertai dengan gambar jadi agak sulit
membayangkan dan melakukan tutorial tersebut.
Hmmmm kayaknya pernah denger ttg Denidya Damayanti. Sama nggak dengan ini? http://media.kompasiana.com/buku/2013/10/25/blogger-wajib-waspada-plagiarisme-601980.html
BalasHapusWah iya. Kayaknya sama deh.
Hapus