About Me

Foto saya
Yaya. Lahir di Jakarta tanggal 31 Juli 1995 jam 3 pagi. Tidak tinggi yang penting imut. Cewek Plegmatis. Penulis amatir. Fotografer amatir. Model amatir. Semuanya amatir. Lulusan TK Tunas Harapan, SDN Percontohan 27 Pagi, SMPN 7 Jakarta, dan Kelas Bahasa SMAN 31 Jakarta. Sekarang bergabung di Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Jakarta dan Lens Hood 33 Kelompok Mahasiswa Peminat Fotografi Universitas Negeri Jakarta. Cinta Indonesia-Jerman, kamera, pedas, merah jambu, angka sembilan, bola, kopi, es krim, stroberi, gitar, kembang api, bintang, hujan, dan pelangi. Join my blog first! Check "Hujan di Minggu Pagi" page ;)

Rabu, 26 Maret 2014

Arthur Schopenhauer


I.       RIWAYAT HIDUP
Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca-Kant. Ia lahir pada 22 Februari 1788 di Danzig, Polandia. Keluarga Schopenhauer sangat kental dengan tradisi Belanda. Ayahnya, Heinrich Floris Schopenhauer (1747 – 1805) dan Johanna Schopenhauer adalah seorang pengusaha sukses yang mengontrol keluarganya dengan gaya bisnis. Nama Arthur Schopenhauer mencerminkan luasnya jaringan sang ayah dalam perdagangan internasional, sehingga ia memilihkan nama untuk anak pertamanya itu dengan kolaborasi kosa kata Jerman, Perancis, dan Inggris. Pada bulan Maret 1793, ketika Schopenhauer masih berusia 5 tahun, keluarga pindah ke Hamburg, setelah Danzig diduduki oleh Prussia.
Lahir di tengah keluarga pengusaha kaya, Schopenhauer sering melakukan kunjungan wisata ke berbagai negara di Eropa. Pada tahun 1797 – 1799 ia tinggal di Perancis, dan sebentar tinggal di Inggris di tahun 1803. Kondisi inilah yang memungkinkan Schopenhauer mempelajari bahasa Negara-negara yang dikunjunginya. Schopenhauer dalam diarynya mengatakan, tinggal di Perancis adalah pengalaman paling menyenangkan. Meskipun sejak kecil sang ayah telah mendidiknya dengan bisnis, dan selama dua tahun ia mengikuti kursus dan magang bisnis di Hamburg, namun Schopenhauer merasa bisnis bukanlah jalan hidup yang cocok baginya. Pada usia 19 tahun, ia memutuskan untuk mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. 20 April 1805 adalah hari menyedihkan bagi Schopenhauer, karena sang ayah meninggal dunia, yang diduga kuat akibat bunuh diri.
Setelah kematian Floris, Ibu Schopenhauer, Johanna Troisiener Schopenhauer (1766 – 1838), memutuskan untuk pindah bersama anak-anaknya ke Weimar. Johanna adalah wanita cerdas dan memiliki pergaulan yang luas. Di Weimer ia bersahabat dengan Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832). Di Weimer, Johanna Schopenhauer aktif menulis essai, kisah perjalanan, dan novel.
Pada tahun 1809, Schopenhauer memulai studi di University of Gottingen di bidang Kedokteran, kemudian mengambil Filsafat. Di Gottingen, dia terpikat dengan pandangan seorang “skeptical philosopher”, Gottlob Ernst Schulze (1761 – 1833). Lewat Schulze-lah Schopenhauer mengenal pemikiran Plato dan Immanuel Kant. Setelah melewati masa studi 2 tahun di Gottingen, Schopenhauer kemudian mendaftarkan diri di Universitu of Berlin. Di sana ia diajar oleh Johann Gottlieb Fichte (1762 – 1814), dan Friedrich Schleiermacher (1768-1834). Di dua universitas ini, Schopenhauer mempelajari banyak bidang keilmuan, antara lain: fisika, psikologi, astronomi, zoology, arkeologi, fisiologi, sejarah, sastra dan syair. Pada umur 25 tahun ia berhasil menyelesaikan disertasi dengan judul “The Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason”. Pada tahun 1813, ia memutuskan pindah ke Rudolstadt, dan pada tahun yang sama ia menyampaikan disertasinya di University of Jena, kemudian dianugerahi gelar doktor filsafat.
Pada tahun 1814, Schopenhauer memulai pekerjaannya sebagai penulis dengan judul bukunya The World as Will and Representation (Die Welt als Wille und Vorstellung), Dunia sebagai Kehendak dan Gagasan. Dia menyelesaikannya pada tahun 1818 dan menerbitkannya setahun kemudian. Pada tahun 1820 Schopenhauer menjadi dosen di Universitas Berlin. Dia menjadwalkan untuk memberikan kuliah yang sama dengan pemikiran filsuf terkenal Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Namun, hanya lima orang yang berminat mengikuti kuliahnya dan dia pun di keluarkan dari akademi tersebut.
Pada tahun 1813, wabah kolera menyerang Berlin. Schopenhauer pun menetap di Frankfrut tahun 1833. Pada saat itu, dia telah berusia dua puluh tujuh tahun. Dia tinggal sendirian di Frankfrut. Karyanya berupa pemikiran yang paling menonjol di sepanjang hidupnya adalah Senilia. Judul ini diterbitkan sebagai penghargaan kepadanya. Schopenhauer mempunyai sebuah undang-undang yang kuat. Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Buddha dan filsuf Imanuel Kant. Kekagumannya kepada keduanya itu amat besar. Hal ini terlihat dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut.
Pada tahun 1833, Dia hidup sebagai bujang kaya berkat warisan orangtuanya. Schopenhauer hidup dengan ketakutan kerena dia merasa terancam. Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol di sampingnya. Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan. Beberapa tahun menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal. Buku yang disimpannya itupun diedarkannya. Schopenhauer hidup sendiri. rencana pernikahannya selalu berantakan. Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya. Ia menhina dan mengejek Kaum wanita sebagai “para karikatur”.
Pada tahun 1860, keadaannya mulai memburuk. Dia pun meninggal pada 21 September 1860 karena gagal jantung ketika duduk di bangku sekitar rumahnya. Dia meninggal pada usia yang ke-72 tahun.

II.     KARYA TULIS
Arthur Schopenhauer adalah filsuf yang aktif menghasilkan karya. Adapun tulisan-tulisan itu adalah:
·         1813, Über die vierfache Wurzel des Satzes vom zureichenden Grunde (On the Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason)
·         1816, Über das Sehn und die Farben (On Vision and Colors)
·         1819 [1818], Die Welt als Wille und Vorstellung (The World as Will and Representation) [first edition, one volume]
·         1836, Über den Willen in der Natur (On the Will in Nature)
·         1839, “Über die Freiheit des menschlichen Willens” (“On Freedom of the Human Will”)
·         1840, “Über die Grundlage der Moral” (“On the Basis of Morality”)
·         1841 [1840], Die beiden Grundprobleme der Ethik (The Two Fundamental Problems of Ethics) [joint publication of the 1839 and 1840 essays in book form]
·         1844, Die Welt als Wille und Vorstellung (The World as Will and Representation) [second edition, two volumes]
·         1847, Über die vierfache Wurzel des Satzes vom zureichenden Grunde (On the Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason) [second edition, revised]
·         1851, Parerga und Paralipomena
·         1859, Die Welt als Wille und Vorstellung (The World as Will and Representation) [third edition, two volumes]

Senin, 24 Maret 2014

Resensi Buku : La Tahzan Untuk Hijabers yang Selalu Dirindukan Surga

LA TAHZAN UNTUK HIJABERS
YANG SELALU DIRINDUKAN SURGA


I.              IDENTITAS BUKU
a.             Judul : La Tahzan Untuk Hijabers yang Selalu Dirindukan Surga
b.             Penulis : Denidya Damayanti
c.              Editor : Adhon MK
d.             Layout : Deriko Arter
e.             Design Cover : Faris
f.               Cetakan I : Juli 2013
g.             Ukuran : 13,5 cm x 20,5 cm
h.             Jumlah Halaman : 172 Halaman
i.               ISBN : 978 – 602 – 7934 – 75 – 7
j.               Harga Buku : Rp. 35.000,-
k.              Penerbit : Araska
l.               Alamat Penerbit : Pinang Merah Residence Kav. 14 Jl. Imogiri Barat, Bantul, Yogyakarta
m.           E-Mail Penerbit : penerbit_araska@yahoo.com
a.     
I.               SINOPSIS
Buku ini disusun untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar hijab. Untuk muslimah yang belum berhijab, buku ini dapat dijadikan tempat sharing tentang kewajiban berhijab bagi muslimah dan tentang hal-hal yang meyakinkan para muslimah untuk segera berhijab. Untuk yang sudah berhijab, buku ini bisa menjadi teman untuk menguatkan diri agar semakin kuat dalam berhijab. Perlu untuk diingat bahwa kita tidak bisa masuk surga jika tidak berhijab.
Menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap umat Islam. Hijab adalah sarana bagi umat Islam, baik muslim maupun muslimah, untuk membentengi diri dari kemaksiatan, kemunafikan, dan pengingkaran terhadap syariat. Dengan berhijab, kita diajak untuk bertakwa kepada Allah Swt, menjauhi larangan-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya.
Di era modern sekarang ini, kita masih saja dikejutkan dengan peristiwa berhijab menjadi nomor sekian. Misalnya petinggi polri, dengan terang-terangan melarang para polisi wanitanya mengenakan jilbab.
Kesesatan semacam itulah yang menghalangi muslimah untuk menutup aurat. Dulu juga pernah terjadi ketika siswa sekolah negeri dilarang mengenakan jilbab. Bahkan ada yang dikeluarkan dari sekolah dan bahkan digelandang oleh aparat TNI (dulu bernama ABRI) layaknya musuh negara. Padahal ini sangat bertentangan dengan Undang-Undang Dasar yang memberi hak kepada setiap umat beragama untuk menjalankan perintah agamanya.
Pada bagian pertama menjelaskan tentang kewajiban dari berhijab. Bagaimana seluk beluk kewajiban berjilbab bagi seorang muslimah, pendapat ulama tentang aurat, cara berhijab dengan baik, dan kebaikan menggunakan hijab.
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri seorang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Ahzab : 59)
Seseorang sudah selayaknya menutupi auratnya, karena jika sudah terbuka cacat, aib maupun kekurangannya di depan umum, maka hakikat orang tersebut sudah tidak mempunyai harga diri dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Naudzubillah!
Menutup aurat karena fitnah, atas dasar kemungkinan-kemungkinan tergiurnya nafsu adalah suatu kewajiban. Hal inilah yang menjadi perhatian Islam sebagai agama yang berusaha mengangkat martabat manusia di hadapan manusia lainnya dengan mempertinggi akhlak dan menutup aurat adalah salah satunya.
Para ahli hukum Islam berbeda pendapar dalam menentukan batas-batas aurat itu sendiri, baik aurat laki-laki maupun perempuan. Menurut kebanyakan ulama, batas aurat laki-laki ialah anggota-anggota tubuh yang terletak antara pusar dan lutut, terutama alat kelamin dan dubur di samping juga paha. Sedangkat menurut sebagian ulama yang lain, aurat laki-laki hanyalah alat kelamin dan dubur, sedangkan paha tidak termasuk ke dalam kategori aurat yang wajib ditutup.
Adapun aurat kaum wanita, menurut kebanyakan ulama ialah seluruh anggota tubuhnya selain muka dan kedua telapak tangan, kedua telapak kaki menurut sebagian ulama seperti yang dikemukakan Imam Abu Hanifah.
Islam telah menerangkan kepada kita bagaimana cara berhijab yang baik dan benar, setidaknya mencakup hal-hal seperti:
1.             Menutup seluruh anggota badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
2.             Mengenakan baju yang dapat menutup warna kulit dan tidak menampakkan
bentuk tubuh.
3.             Wanita tidak menyerupai laki-laki dan sebaliknya, juga tidak menyerupai cara
berpakaian orang kafir.
4.             Berpakaian bukan untuk popularitas.
5.             Tidak menampakkan sanggul yang berlebihan di atas kepala.
Adapula kebaikan-kebaikan yang diperoleh wanita hijabers, yaitu:
1.             Lebih taat kepada Allah dan Sunnah Rasul.
2.             Sebagai identitas pembeda antara muslimah dan non muslimah.
3.             Sebagai pelindung diri dari laki-laki tidak baik dan berbagai tindak kejahatan.
4.             Sebagai pelindung tubuh dan kulit dari lingkungan.
5.             Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat.
6.             Menghindari fitnah, tuduhan, atau pandangan negatif.
7.             Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun sesama jenis.
8.             Menunjukkan bukan perempuan murahan.
9.             Mencegah rasa cemburu pasangan hidup kita dan memberikan sesuatu yang
spesial untuknya.
10.         Mencegah terkena penyakit dan gangguan kesehatan.
11.         Menutup aib rahasia yang ada pada diri kita.